Dengan Puisi, Kita Merdeka

Oleh: Ambu Arya

Merdeka adalah kata yang paling sering kita dengar ketika menjelang bulan Agustus. Bulan di mana hari kemerdekaan diumumkan oleh para pahlawan Bangsa Indonesia. Tepatnya setiap tanggal 17 Agustus, semenjak Tahun 1945 diadakan berbagai acara untuk memperingati hari kemerdekaan. Para pahlawan telah berkorban jiwa dan raga untuk memperjuangkan kemerdekaan. Sekarang tibalah saatnya kita — para penerus generasi bangsa mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif. Berbagai acara digelar, mulai dari lomba-lomba yang berkaitan dengan kreativitas dan ketangkasan, juga lomba dalam mengadu kekompakan. Demikian halnya dengan Komunitas Ngejah.Dalam rangka memperingati tujuh belas Agustus. Komunitas Ngejah mengadakan sebuah kegiatan. Kami memilih mengisi peringatan hari kemerdekaan dengan mengadakan lomba baca puisi. Puisi-puisi bertema kemerdekaan kami kumpulkan. Mulai dari puisi karya Presiden Komunitas Ngejah, Nero Taopik Abdillah berjudul Oh, Indonesia dan Menjumpai Ibu, puisi Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar, puisi Pak Guru Acil karya Saini KM. puisi Dongeng Pahlawan karya WS. Rendra, dan puisi Hari Kemerdekaan karya Sapardi Djoko Damono. Adapun puisi yang dibacakan saat babak final, adalah puisi berjudul Diponegoro karya Chairil Anwar.
Perlombaan pun digelar, rangkaian acara yang dipandu oleh Teh Vita SiZu sebagai MC, dimulai dengan pengarahan dari dewan juri. Terdapat tiga dewan juri antara lain, Bu Ai Halimah (Guru MI Riyadlul Huda) dan dua orang mahasiswa yang sedang KKN di Desa Sukawangi, yaitu Teh Alisya dan Teh Nadia. Kedua mahasiswa ini berasal dari STIE Yasa Anggana Garut. Dewan juri menjelaskan bahwa hal-hal yang dinilai dalam perlombaan baca puisi ini antara lain: vokal, intonasi, dan ekspresi atau penghayatan ketika membacakan puisi. Selain itu, gerak atau gesture yang ditampilkan oleh peserta juga termasuk aspek penilaian dewan juri. Sekitar tiga puluh siswa terdaftar sebagai peserta lomba baca puisi. Mereka merupakan siswa SD/MI di sekitar Desa Sukawangi. Diantaranya ada yang bersekolah di MI Riyadlul Huda dan SD Sukawangi II.
Setelah dewan juri menjelaskan mekanisme lomba, maka naskah puisi yang akan dibacakan dibagikan. Sebelumnya diadakan Tekhnikal Meeting yang membahas pembagian judul puisi dan nomor urut peserta yang akan tampil membacakan puisinya di panggung Komunitas Ngejah. Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar. Satu persatu peserta lomba tampil ke depan panggung membacakan puisinya. Ada yang tampil maksimal, ada yang masih grogi, dan ada pula peserta yang sedikitnya belum lancar membacakan puisinya, mungkin karena belum terbiasa atau nervoes ketika tampil di panggung dan disaksikan banyak orang.
Satu persatu peserta membacakan puisinya secara bergantian. Acara selanjutnya adalah istirahat sejenak sambil dewan juri menentukan siapa saja yang akan masuk ke babak final. Para peserta disuguhkan minuman pelepas dahaga, kemudian sambil mengisi kekosongan acara, Teh Vita sebagai MC membaca puisi berjudul Pak Guru Acil disusul penampilan dongeng berjudul Situ Bagendit dari Teh Syifa Rahma.
Akhirnya tibalah saatnya pengumuman babak final. Dipilih lima orang peserta yang mendapatkan kesempatan untuk tampil kembali membacakan puisi. Lima orang peserta tersebut, antara lain: Annaba, Kaila, Najla, Naswa, dan Laila. Babak ini adalah babak yang menegangkan. Masing-masing peseta menampilkan puisi terbaiknya setelah diberi arahan oleh Ambu Arya perihal bagaimana membaca puisi yang baik di atas panggung. Kelima finalis ini membacakan puisi berjudul Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar. Kelima-limanya menampilkan vokal dan ekspresi terbaik dalam membacakan puisinya. Tetapi, karena yang dipilih adalah tiga orang sebagai pemenang. Maka dengan berat hati, juri mengambil keputusan untuk mengeliminasi dua orang dari lima peserta tersebut.
Terpilihlah tiga nama yang sudah ada di tangan dewan juri sebagai pemenang lomba baca puisi Hari Kemerdekaan yang diperingati oleh Komunitas Ngejah. Tiga nama yang beruntung, antara lain: Annaba Tri Siti Fadillah sebagai Juara 1, Kaila Amanda sebagai Juara II, dan Najla Iskandar sebagai Juara ketiga. Semua peserta bersorak gembira setelah pemenang diumumkan. Namanya juga lomba pasti ada yang menang dan adapula yang kalah. Dari sinilah anak-nak belajar berjiwa sportif dan terus semangat untuk berlatih agar dapat tampil lebih baik pada kesempatan berikutnya. Demikian rangkaian acara lomba baca puisi Hari Kemerdekaan yang digelar Komunitas Ngejah. Tak lupa acara ini ditutup dengan foto bersama. Terima kasih dan teruslah berkarya. Salam semangat dan teruslah merdeka jiwa dan raga. Sampai jumpa di acara lomba baca puisi Hari Kemerdakaan tahun depan ya. Salam literasi dari kami para relawan Komunitas Ngejah.
Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Sukawangi, 20 Agustus 2018

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.